PuisiSingkat Tentang Pahlawan #1 Pesan Istri Pejuang #2 Keteguhan Sang Garuda Puisi Pahlawan Sepanjang Masa #1 Untuk Pahlawan Negeriku #2 Bambu Runcing #3 Pupus Raga Hilang Nyawa #4 Pahlawanku #5 Pemuda untuk Perubahan #6 Dibalik Seruan Pahlawan WAHAI PEMIMPIN BANGSAKU Wahai, Pemimpin bangsaku Tanpa keadilan Perdamaian tidak akan tercipta Tanpa perdamaian Kita tidak akan bisa membangun negara Rakyat bukan perahu di atas gelombang Yang terus-menerus terombang-ambing Di tengah ancaman badai dan topan Kehidupan. Karenanya Rakyat harus diajak bahu-membahu; Membangun dunia yang adil Puisiyaitu karya yang terdiri dari kata-kata yang bermakna. Menurut Herman J. Waluyo (1987), puisi ialah suatu bentuk karya sastra yang dengan imajinatif mengungkapkan pikiran serta perasaan penyair kemudian tersusun dari pemusatan struktur fisik serta struktur internalnya. Pusisi Tentang Cita - Cita Puisikarya Dearest Tiantama gema ikrar itu hampir satu abadlalu membahana di persadaku mampu menyatukan tekat dan hastrat bersatu padu bangsaku begitu banyak pilihan kini yang bisa membuat indah warna negeri ini kami ingin kami mau jemari kecil ini kepal tangan ini langkah kaki ini untuk mengisi perubahan negeri ini bukan dengan permusuhan PuisiNasionalisme-Puisi Nasionalisme kali ini berjudul "Yang Ku Sanjung tak Lagi Amanah", puisi ini menggambarkan sebuah kemarahan batin dari seorang rakyat yang mengetahui pemimpin negrinya tak lagi amanah, mereka (para pemimpin) lebih suka berfoya-foya dan memperebutkan harta (Korupsi) dibandingakan Puisitentang kemerdekaan Indonesia ini bisa dijadikan status di media sosial seperti Facebook, Instagram, dan Twitter. Tak lagi berpikir untuk kepentingan rakyat ataupun negara. Rakyat butuh pemimpin yang layak jadi panutan Bukan pemimpin yang lembek dan selalu main perasaan Melaluipuisi tentang perjuangan, kita bisa belajar tentang semangat dan perjuangan demi bangsa dan negara. Buat yang belum tahu, puisi merupakan satu di antara karya sastra yang berisi ungkapan atau curahan hati penulisnya. Harta yang tak ternilai harganya Menjadi pemicu pemimpin bangsa Untuk tampil di era dunia 2. Untukmu Pahlawan MENANTISANG PEMIMPIN Karya : A.R Arroissi (Guru SMAN 1 Cikarang barat) Detik demi detik terus berdetak Menit demi menit terus berpacu Jam demi jam terus menapak Hari demi hari terus berlalu Tak kenal lelah engkau berputar Seiring perjalanan waktu beredar Sementara sang fajar keluar dari peraduannya dari sebelah timur XGjpvP4. Di bawan ini kumpulan pantun setia pada negara. Jika adik pergi ke pasar,Bawa bersama bakul sayur,Konsep utama satu Malaysia,Mengutamakan rakyat merentasi penat jalan di taman,Menghirup udara terasa nyaman,Tujuan utama satu Malaysia,Perkongsian nikmat secara yang indahnya suasana,Menjadi pilihan semua hidupan,Tidak mengenepikan pembangunan bumiputera,Rakyat dan negara mencapai terbit terjadinya siang,Buat kerja jangan khilaf,Kejayaan Malaysia namanya terbilang,Mencapai kejayaan yang sungguh anak dara,Tangan berkerja sungguh tangkas,Rahsia menjadi pemajmukkan negara,Rukun Negara menjadi mawar untuk si gadis,Menjadi pengikat bujang dara,Rukun Negara menjadi teras,Begitu juga Perlembagaan naik berdiri tegak,Memberi hormat pada bendera,Rakyat Malaysia mempunyai hak,Tanggungjawab kepada kemajuan sungguh kambing-kambing,Berkumpul bersama di pohon rending,Terdapat lapan nilai utama,Yang utama hidupkan malam gerai dibuka,Menjadi tumpuan gerai laksa,Nilai yang perlu satu Malaysia,Ketabahan, rendah hati adalah sungguh menanam bunga,Bunga ditanam bunga kekwa,Nilai yang pasti satu Malaysia,Kesetiaan kepada raja dan bertatih tepian dulang,Semasa meniti berhati-hati,Pegangan utama rakyat cemerlang,Pentingkan pendidikan dan sungguh suasana malam,Senyap sunyi aman terasa,Transformasi pengurusan Hal Ehwal Islam,Meneraju gagasan satu kecil berteriak suka,Riang bermain jongkang kongket,Pegerakan utama satu Malaysia,Menstruktur semula perpaduan Cina main tanglung,Anak Melayu turut menumpang,Cita rasa rakyat Malaysia,Sejajar Perlembagaan Persekutuan dan Rukun lentok bunga lalang,Ditiup angin sepoi-sepoi bahasa,Malaysia menuju segenap bidang,Disegani oleh seluruh ke Kuala Lumpur,ambil gambar Tugu Negara,Kita berdiri kita berfikir,Bertindak sebagai bangsa berdua naik sampan,Sampan di kayuh menuju muara,Layani dan penuhi segala keperluan,Tanpa mengira kaum dan keladi di timpa hujan,Air jatuh ke tanah senang,Pemimpin melayani kehendak dan keperluan,Setiap etnik merak menari-nari,Sebagai tanda menyambut datang,Wakil rakyat bertindak melepasi,Sempadan kaum di dahan meloncat-loncat,Melihat perahu telah karam,Satu Malaysia harmonikan rakyat,Tanpa mengubah identity RAKYAT MENGANGKAT INSTUSI RAJABerbudi bahasa berhemah tinggi,Baginda bertitah rakyat dengari;Semua jemputan baginda hadiri,Asalkan rakyat rasa selalu mencemar Duli,Menziarahi rakyat bantuan diberi;Rakyat gembira tiada terperi,Kebaikan baginda lekat di dan rakyat berpisah tiada,Masalah rakyat dikongsi bersama;Rakyat mengangkat Institusi Diraja,Raja dan rakyat rasa Raja selalu menyeru,Inginkan rakyat bersatu padu;Buat keputusan tidak terburu,Asalkan rakyat terus percaya rancangan kerajaan,Mampu dinikmati segenap lapisan;Rakyat bersatu dalam perpaduan,Negara makmur dalam dan rakyat amat rapat,Ke mana pergi rakyat diingat;Perbelanjaan dibuat penuh cermat,Tuanku datang disambut Baginda tersergam indah,Apabila bertitah penuh bermadah;Kuasa yang tinggi tiada diendah,Bersama rakyat tetap baginda dalam istana,Rakyat diundang pergi ke sana;Raja kami yang bijaksana,Ikatan Raja dan rakyat terus rakyat sama dikongsi,Raja dan rakyat tiadalah sangsi;Ikatan terus jadi serasi,Tercipta nostalgia untuk Tuanku negara maju,Pemerintahan Tuanku terus dipacu;Warkah dihantar Tuanku dituju,Mendoakan Tuanku terus di kesayangan ayahanda dan bonda,Cemerlang negara amat sukacita;Raja dan rakyat berpisah tiada,Bijaksana memerintah negara Kesultanan patut dihayati,Dipelajari oleh generasi terkini;Personaliti Raja amat dikagumi,Ke mana pergi tetap dikarang untuk tatapan istimewa semua Raja dan rakyat;Semua Raja sentiasa di hati rakyat,Memerintah adil dan saksama demi rakyat,Ampun Tuanku! Daulat Tuanku! Tuanku sentiasa di hati Tuanku,Daulat Tuanku,Sembah patik harap merafak sembah, izinkan patik mengabadikan,Karya karangan patik untuk tatapanrakyat Malaysia percaya karya patik dapat mencetuskan rasa cintayang amat mendalam kepada Institusi Diraja dan secaratidak langsung rakyat Malaysia akan mempertahankanInstitusi Diraja walaupun ke titisan darah patik harap bicara patik doakan moga Tuanku sekeluargadirahmati Allah di dunia jua di Ya Rabbal A' RUKUN NEGARABaju kebaya kain bercorak,Cantik memikat si gadis desa;Rukun Negara lima tertegak,Penyatu rakyat berbilang bulan indah cahaya,Bintang berseri menjadi teman;Percaya Tuhan tunjang agama,Hidup harmoni dalam warna bunga cempaka,Harum sungguh pohonnya tinggi;Taat raja setia Negara,Lambang teguh jati pandangan jadi lukisan,Indah rupa Bandar Hilir;Perlembagaan jadi rujukan,Tentu kira urus rendang pohon nan satu,Dahannya rendah tunjang berakar;Undang-undang membatas laku,Menghukum salah menegak di taman merah menyala,Buang durinya gubah jambangan;Adab sopan juga susila,Setiap masa jadi SETIA KASIHDelima merah di balik daun, Buah berangan di kebun mama, Dengan Bismillah memulakan pantun, Buat renungan kita bersama. Buah berangan di dalam raga, Bunga cengkihdi rumpun padi, Buat renungan tuan yang mulia, Tanda kasih setia berbakti. Sambal peria si pucuk geti, Untuk santapan duduk semeja, Tanda setia kepada pertiwi, Sanggup berkorban apa sahaja. Sekapur sirih dubuat bekal, Pinang seulas diatas peti, Anyaman kasih hamparan ambal, Buat mengalas penghargaan kami. Bunga dipuja setiap ketika, Amat indah si mawar putih, Negara Malaysia tanah pusaka, Tempat mencurah taat dan kasih. Amat indah paginya suria, Seisi dunia rasa terpaku, Tempat mencurah taat setia, Itulah dia tanah airku. Minta mukun diberi mukun, Mukun ada bunga selasih, Minta pantun kuberi pantun, Pantun tanda setia kasih. Mukun ada bunga selasih, Bunga kemboja di tapak tangan, Pantun tanda setia kasih, Budaya bangsa zaman berzaman. Pokok Palah batang berduri, Patah tersisih ditepi paya, Pantun dipersembah di pelosok negeri, Setia kasih pertahankan budaya. Sayang Labuan pulau di laut, Bandarnya bersih indah menawan, Salam tuan sudah disambut, Tanda kasih setia kawan. Dato Adenan pemimpin bestari, Berjasa berbakti kepada negara, Selagi ada bulan dan matahari, Setia kami untukmu Malaysia, Pak Mat ke Kuala Oya, Pak Harun ke Kuala Deli, Kalau rakyat tidak setia, Bagai meracun diri sendiri. Cenderawasih berbalung merah, Terbang mara ke pohon sena, Setia kasih menjunjung perintah, Demi negara kupertahankan nyawa. Mengangkat buah di tepi pangkalan, Bawa berniaga di bulan puasa, Semangat Hang Tuah menjadi ikutan, Setia kepada raja dan negara. Sinaran mentari menyinari bumi, Cahaya redup hujan tak jadi, Kesetiaan kami suci dan murni, Dari hidup sampai mati. Wira menyanyi Bahtera Merdeka, Perasaan bangga di lubuk jiwa, Pemuda pemudi di negara jaya, Kesetiaan bangsa untuk Malaysia. Bunga selasih di dalam raga, Buat ubat puteri rupawan, Kalau kasih sesama kita, Hidup berkat dirahmati Tuhan. Cempaka biru kembang di taman, Tersemat di baju gadis rupawan, Setia Melayu sepanjang zaman, Demi Tuanku Duli Yang Dipertuan. Bulan purnama memburu rusa, Turun membawa panah berbisa, Bukan tandanya Melayu tak setia, Walaupun dikata mudah Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. SAJAK-SAJAK UNTUK PEMIMPINPEMIMPIN 1 Pemimpin, pilihlah yang amanah Bukan yang serakahKendali emosinya selalu diasahDan tidak suka berkeluh kesahPemimpin, bukan yang ambisi Bukan yang sikut sana-siniMemiliki nuraniDan mulia budi pekerti 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 Lihat Puisi Selengkapnya